Awal mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama
kelamaan dunia ini penuh dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi
ini dan mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Sejarah kehidupan
dibumi dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi bukti yang
paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi.
Makroevolusi merupakan perubahan dalam skala besar diatas tingkatan
spesies yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan
fosil ditemukan tertanam dalam batuan sediment. Melalui prose alami
yang panjang, sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis
membentuk strata (tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan
fosil berguna bagi ilmuwan untuk menjelaskan sejarah kehidupan
dibumi. Studi kasus yang mempelajari catatan fosil disebut paleontology. Dibawah ini adalah beberapa teori asal mula kehidupan dibumi.
Bumi kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang
secara perlahan – lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin
sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang
berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang
berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut
litosfer.
Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup
melangsungkan kehidupannya disebut biosfer. Dalam kehidupan makhluk
hidup tersebut, terbentuk suatu sistem hubungan antara makhluk hidup
dengan materi dan energi yang mengelilinginya.
Ciri – ciri sebuah benda hidup atau makhluk hidup ialah :
1. Melakukan pertukaran zat atau metabolisme, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
2. Tumbuh atau bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.
3. Melakukan reproduksi atau berkembangbiak.
4. Memiliki irabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan itu.
5. Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih
dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi.
Yang berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas
disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat
ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang
beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu
kita sebut biosfer.
Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai teori awal mula kehidupan di dunia.
Namun semuanya belum dapat memberikan jawaban yang pasti. Sebenarnya
sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban
terhadap awal mula kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu
umumnya hanya berupa dongeng atau mitos belaka. Berikut ini dikemukakan
beberapa teori-teori awal mula makhluk hidup di dunia, sebagai bahan
kajian kita untuk mengenal lebih jauh sejarah awal mula kehidupan di dunia.
Usia Bumi kurang lebih adalah 3000 juta tahun , namun hadirnya
kehidupan diatas bumi barulah sekitar 2000 tahun, dan berwal dari mahluk
yang sangat sederhana.
Hal itu diketahui berdasarkan penelitian dan analisis dengan menggunakan metode perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil seluruhnya. Dengan metode itu pula diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian terdapat batuan yang berumur 3,5 juta tahun yang telah menunjukan tanda – tanda kehidupan atau fosil.
Hal itu diketahui berdasarkan penelitian dan analisis dengan menggunakan metode perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil seluruhnya. Dengan metode itu pula diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian terdapat batuan yang berumur 3,5 juta tahun yang telah menunjukan tanda – tanda kehidupan atau fosil.
Kita mengenal beberapa hipotesis tentang asal mula
kehidupan. Perlu diketahui bahwa hipotesis yang dikemukakan para ahli
tidak terlepas dari cara penalaran seseorang dari zaman ke zaman, oleh
karena itu ada beberapa hipotesis yang agak kurang tepat kedengarannya.
Namun sebaliknya, ada beberapa hipotesis yang benar bila ditinjau dari
segi logika.
Berikut beberapa hipotesis atau teori tentang dari mana asal kehidupan di Bumi :
1. Hidup dari Tuhan
Pendapat ini lebih dikenal dengan paham, Penciptaan Khusus yang
mengandung arti bahwa Tuhan langsung turun tangan. Ilmuwan Tidak menolak
anggapan ini, tetapi semacam itu diluar taraf dan batas ilmu
pengetahuan. Pendapat ini dikenal dengan sebutan Teori Transedental ,
yang berpendapat bahwa semua ciptaan dari sisi “Religi “ adalah Ciptaan
Tuhan Yang Maha Kuasa dan itu luar jangkauan sains.
Teori Asal-usul Kehidupan di Bumi
· Teori Kosmozoa
Teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan
mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam
semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang jatuh.
· Teori Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang
sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen
terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada
suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk
protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
· Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi
ysng cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan
melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase
keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
· Teori Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini
seperti’ keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang
datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan
menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara
nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di
muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk
protoplasma benda hidup.
· Teori Transendental
Teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu
diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar
jangkauan sains.
Perubahan secara bertahap dari semua makhluk hidup itu, terjadi
perlahan dan terus – menerus dan disebut dengan evolusi. Evolusi yang
terjadi di bumi ini tidak berlangsung secara cepat tapi bertahun – tahun
dan sampai sekarang kehidupan dibumi berlangsung Dibawah ini adalah
beberapa Zaman asal mula kehidupan dibumi bumi :
1. Era arkea /archean (4600-2500 juta tahun)
Pada era arkean bumi terbentuk melalui proses evolusi biokimiawi yang
selanjutnya proses tersebut menghasilkan sel pertama dan menghasilkann
organisme pertama.
2. Era proteozoikum/proterozoic (2500-544 juta tahun)
Pada era ini bumi terbentuk melalui sel prokarya, lalu sel prokarya
menghasilkan bakteri penghasil oksigen yg berguna bagi seluruh kehidupan
manusia.Selain itu bumi juga terbentuk melelui sel eukaryota pertama yg
mengahasilkan protista yg terbagi menjadi ;profita,protozoa,hewan
overtabrata muncul.
3. Era Palezoikum/paleozoic (544-250 juta tahun)
Pada zaman ini muncul hewan hewan bertulang belakang seperti arthropoda, vertebrata. contoh : ikan, reptil dan fungi
4. Era Mesozoikum/mesozoic (250-60 juta tahun)
Pada zaman ini muncul hewan – hewan dinosaurus kecil lalu besar dan lama kelaman pada zaman ini semua hewan dinosaurus punah
5. Era senozoikum/cenozoic (65 juta tahun)
Pada zaman ini mulai muncul mamalia kecil dan tak lama muncul mamalia
besar . dan pada eara ini muncul hewan primata seperti monyet ,karena
monyet merupakan nenek moyang manusia yg disebut manusia purba lalu
muncul manusia pertama dan muncul manusia modern.
sumber https://bhatarilarasati94.wordpress.com/2013/05/29/asal-mula-kehidupan-di-bumi/
Bumi bukanlah benda di
jagat raya yang muncul dengan sendirinya dalam bentuk yang sempurna.
Bumi terbentuk melalui proses yang panjang dan terus berkembang hingga
terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa proses
pembentukan Bumi sudah dimulai sejak bermiliar-miliar tahun yang lalu.
Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di antariksa.
Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik butir-butir
debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya
Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat
dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas
dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin
dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi
masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan
pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk
selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam
bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses
pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh
mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi
tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu
pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan
dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi
merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet
lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh
seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi
Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran
bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang
bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan
mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan
kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya
(ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut
akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut,
ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar
dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola
kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi
planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya,
planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu
sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang
terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda
tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk
atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi
(ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa
lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk muka Bumi).
Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih
merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara
berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian
luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer.
Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan
terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses
penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap
dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul
di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan
kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas
tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang
jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang
perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912),
dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental
Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang
lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua
raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya
dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua,
yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian
selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut
sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini
merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan
Timur Tengah.
Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari
Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi
menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah
perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara),
meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi
selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia,
dan Antartika.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Bumi bukanlah benda di
jagat raya yang muncul dengan sendirinya dalam bentuk yang sempurna.
Bumi terbentuk melalui proses yang panjang dan terus berkembang hingga
terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa proses
pembentukan Bumi sudah dimulai sejak bermiliar-miliar tahun yang lalu.
Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di antariksa.
Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik butir-butir
debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya
Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat
dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas
dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin
dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi
masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan
pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk
selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam
bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses
pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh
mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi
tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu
pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan
dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi
merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet
lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh
seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi
Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran
bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang
bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan
mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan
kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya
(ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut
akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut,
ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar
dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola
kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi
planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya,
planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu
sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang
terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda
tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk
atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi
(ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa
lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk muka Bumi).
Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih
merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara
berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian
luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer.
Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan
terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses
penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap
dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul
di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan
kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas
tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang
jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang
perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912),
dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental
Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang
lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua
raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya
dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua,
yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian
selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut
sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini
merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan
Timur Tengah.
Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari
Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi
menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah
perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara),
meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi
selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia,
dan Antartika.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Bumi bukanlah benda di
jagat raya yang muncul dengan sendirinya dalam bentuk yang sempurna.
Bumi terbentuk melalui proses yang panjang dan terus berkembang hingga
terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa proses
pembentukan Bumi sudah dimulai sejak bermiliar-miliar tahun yang lalu.
Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di antariksa.
Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik butir-butir
debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya
Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat
dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas
dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin
dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi
masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan
pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk
selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam
bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses
pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh
mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi
tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu
pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan
dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi
merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet
lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh
seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi
Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran
bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang
bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan
mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan
kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya
(ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut
akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut,
ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar
dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola
kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi
planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya,
planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu
sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang
terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda
tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk
atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi
(ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa
lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk muka Bumi).
Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih
merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara
berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian
luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer.
Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan
terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses
penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap
dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul
di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan
kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas
tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang
jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang
perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912),
dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental
Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang
lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua
raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya
dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua,
yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian
selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut
sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini
merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan
Timur Tengah.
Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari
Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi
menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah
perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara),
meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi
selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia,
dan Antartika.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Proses Terbentuknya
Bumi - Bumi bukanlah benda di jagat raya yang muncul dengan sendirinya
dalam bentuk yang sempurna. Bumi terbentuk melalui proses yang panjang
dan terus berkembang hingga terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan
berpendapat bahwa proses pembentukan Bumi sudah dimulai sejak
bermiliar-miliar tahun yang lalu. Planet Bumi bermula dari awan raksasa
yang selalu berputar di antariksa. Awan raksasa tersebut akan membentuk
bola-bola yang menarik butir-butir debu dan gas. Bola-bola debu dan gas
inilah awal mula terbentuknya Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan
lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat
dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas
dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin
dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi
masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan
pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk
selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam
bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses
pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh
mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi
tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu
pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan
dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi
merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet
lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh
seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi
Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran
bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang
bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan
mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan
kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya
(ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut
akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut,
ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar
dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola
kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi
planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya,
planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu
sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang
terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda
tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk
atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi
(ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa
lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk muka Bumi).
Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih
merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara
berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian
luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer.
Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan
terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses
penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap
dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul
di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan
kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas
tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang
jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang
perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912),
dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental
Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang
lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua
raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya
dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua,
yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian
selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut
sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini
merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan
Timur Tengah.
Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari
Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi
menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah
perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara),
meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi
selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia,
dan Antartika.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Proses Terbentuknya
Bumi - Bumi bukanlah benda di jagat raya yang muncul dengan sendirinya
dalam bentuk yang sempurna. Bumi terbentuk melalui proses yang panjang
dan terus berkembang hingga terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan
berpendapat bahwa proses pembentukan Bumi sudah dimulai sejak
bermiliar-miliar tahun yang lalu. Planet Bumi bermula dari awan raksasa
yang selalu berputar di antariksa. Awan raksasa tersebut akan membentuk
bola-bola yang menarik butir-butir debu dan gas. Bola-bola debu dan gas
inilah awal mula terbentuknya Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan
lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat
dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas
dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin
dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi
masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan
pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk
selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam
bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses
pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh
mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi
tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu
pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan
dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi
merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet
lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh
seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi
Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran
bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang
bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan
mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan
kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya
(ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut
akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut,
ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar
dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola
kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi
planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya,
planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu
sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang
terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda
tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk
atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi
(ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa
lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk muka Bumi).
Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih
merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara
berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian
luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer.
Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan
terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses
penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap
dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul
di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan
kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas
tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang
jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang
perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912),
dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental
Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang
lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua
raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya
dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua,
yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian
selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut
sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini
merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan
Timur Tengah.
Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari
Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi
menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah
perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara),
meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi
selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia,
dan Antartika.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar