Minggu, 13 September 2015

Cerpen: Bunga dan Matahari


 Sang bunga kecil selalu menatap ke arah langit. Ia terus menanti sang matahari naik menggantikan sang bulan. Ia sangat kagum dengan cahaya sang matahari sejak pertama kali melihatnya. Bagi nya, takkan ada yang bisa mengganti kilau nya cahaya matahari.
  Sampai akhirnya, malam berganti pagi. Sang matahari muncul! Bunga kecil pun tersenyum senang. Ia ingin sekali menyapa nya. Tapi keberanian bunga kecil hilang. Di sekitar nya tumbuh bunga-bunga yang lebih tinggi dan cantik. Matahari pasti lebih menyukai mereka dibanding dirinya.

  Matahari tersenyum melihat hal-hal yang menarik di bumi. Mata nya terus menjelajari bumi. Banyak manusia yang berlalu lalang di jalanan. Tanaman-tanaman tersenyum menatapnya. Matahari pun membalas senyuman mereka.
  Sampai akhirnya mata nya berhenti di sebuah pekarangan bunga. Lebih tepatnya, berhenti di sebuah pekarangan bunga. Lebih tepatnya, berhenti di sekuncup bunga kecil. Bunga itu terlihat kecil dan manis. Ia tumbuh di antara bunga-bunga yang lebih tinggi. Tapi, dia terlihat sangat istimewa!
  Ia sangat menyukai bunga itu. Seandainya, ia bisa menyapa bunga kecil itu. Tapi ia terlalu takut. Ia takut bunga itu membencinya. Bukan kah itu benar? Diantara bunga-bunga itu, hanya dia yang tidak menyapa matahari. Itu artinya bunga kecil yang manis itu membencinya. Lebih baik ia simpan saja dalam hati dan terus memandang sang bunga kecil.

  Kedua insan itu pun terus menyimpan perasaan yang mereka miliki. Tanpa disadari bahwa mereka memiliki. Terus menganggap bahwa ini adalah yang terbaik.

   Sampai suatu hari, mata sang matahari tak lagi menangkap sosok bunga kecil itu lagi. Ia terus mencari, mencari dan mencari. Tapi hasilnya nihil,"Apa yang sedang kau cari, matahari?"tanya bunga yang tumbuh di samping bunga kecil itu,"Apa kau tahu bunga kecil yang tumbuh di pekarangan bunga kalian? Ia tumbuh di sebelahmu."tanya sang matahari.
  "Ooh..bunga kecil merah itu. Seorang anak kecil mencabut nya dan membawa ia pergi. Sekarang kami tidak tahu dimana ia."jawab bunga itu yang membuat sang matahari kecewa.

  Penyesalan terbesar bagi sang matahari. Kini ia kehilangan cinta nya. Bahkan sebelum ia mengatakan yang sebenarnya tentang hati nya. Karena rasa takut dan ketidakberanian, kisah cinta ini yang seharusnya berakhir bahagia malah diselimuti kekecewaan yang mendalam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar